Sabtu, 27 April 2013

cara membuat radio online

Cara Membuat Radio Streaming Online Di Blogger

Ingin membuat stasiun radio amatir sendiri tanpa perlu mengeluarkan banyak modal?
Dengan berkembang pesatnya teknologi internet, kini membangun stasiun radio dapat dilakukan secara online streaming atau dikenal juga dengan istilah radio internet broadcast, dan untuk membuatnya pun dapat dilakukan sendiri secara mudah dengan memanfaatkan koneksi internet, sehingga tidak perlu membangun infrastruktur yang mahal. Apabila anda suka dengan dunia broadcast atau ingin belajar menjadi penyiar radio, hal tersebut dapat diwujudkan dengan membaca tutorial berikut.
Infrastruktur yang dibutuhkan:
- Koneksi internet
- Komputer (untuk server)
Hardware yang dibutuhkan:
- Komputer (untuk broadcast)
- Mikrofon
Software yang dibutuhkan:
- SHOUTcast DNAS (server) dan DSP Plug-In (for Winamp)
- Winamp Media Player
Langkah-langkah:
- Lakukan instalasi dan jalankan aplikasi SHOUTcast DNAS pada komputer yang akan dijadikan sebagai Server.
- Instal Winamp dan SHOUTcast DSP Plug-In pada komputer yang akan dijadikan sebagai studio broadcast atau tempat siaran ke Shoutcast Server.
- Jalankan Winamp, kemudian klik kanan dan pilih “Options” -> “Preferences”.
- Klik DSP/Effect pada opsi Plug-ins dan pilih Nullsoft SHOUTcast Source DSP, kemudian akan tampil jendela SHOUTcast Source dengan menu “Main”, “Output”, “Encoder”, “Input”.
winamp plugin
- Kemudian pilih “Output” dan klik “Connect” untuk terhubung dengan Shoutcast Server.
Cek “Address” apakah sudah sesuai dengan konfigurasi server, pilih “localhost” apabila melakukan instalasi server pada komputer yang juga digunakan untuk broadcast.
Password default adalah “Changeme” (tanpa tanda petik), password dapat diganti dengan melakukan edit file “sc_serv.ini” atau “sc_serv.conf” yang terletak pada direktori Shoutcast Server (C:Program FilesSHOUTcast).
shoutcase source
- Hubungkan Mikrofon pada mic port soundcard PC, lalu kembali ke Winamp, pada SHOUTcast source, pilih “Input”, kemudian ubah “Input device” dari “Winamp (recommended)” menjadi “Soundcard Input”.
Buatlah playlist lagu yang akan dimainkan pada Winamp, lalu sapa pendengar radio online seolah-olah anda sudah menjadi penyiar professional sebelum menyajikan lagu-lagu yang sudah disiapkan untuk disetel. Klik tanda ‘Play’ dan lagu yang disetel akan ter-broadcast melalui internet.
shoutcase input
- Cek dengan menjalankan Winamp dari komputer lain, lalu klik kanan dan pilih “Play” -> “URL” kemudian masukkan alamat URL server yang digunakan contoh: http://url_server:8000
(ganti “url_server” dengan nama domain atau IP address dimana Shoutcast Server dijalankan).
winamp play from url
Kini anda sudah memiliki siaran radio online streaming pribadi, dan dapat anda masukkan pada website/blog anda agar pengunjung semakin betah tinggal di website/blog sambil membaca-baca artikel. Jika perlu dapat dikembangkan dengan membuat toolbar untuk browser agar dapat dipasang pada browser pengguna, sehingga radio anda dapat dikenal secara luas.
Jika pendengar radio online semakin bertambah sebaiknya sewa hosting saja untuk dijadikan sebagai Server, karena memiliki kapasitas bandwidth yang lebih baik agar dapat menampung banyak pendengar dari dunia maya.
Sebenarnya dapat menggunakan software selain SHOUTcast untuk membuat radio online streaming, seperti misalnya Unreal Media Server, SAM2 Broadcaster, Pirate Radio, Peercast, Icecast, Andromeda, dsb. Prinsip kerja dari software-software tersebut hampir sama saja, karena yang membedakan biasanya hanya pada tampilan dan menu.
Bukan hanya sebagai penyiar atau radio online, tetapi anda juga dapat mengasah kemampuan menjadi DJ dengan menambahkan software SHOUTcast Transcoder.
Sekarang anda dapat mengekspresikan bakat dan talenta anda dalam dunia broadcast

Sabtu, 20 April 2013

pondok pesantren giri

Pesantren Girikusumo Berbenah

Amanat Mbah Hadi, Petuah Sunan Drajat

Elinga Ngger, yen ana ula
aja kokpenthung
ana pitik jago aja kokjunjung
ana wong ala aja koktundhung
ana wong apik aja kokgunggung
PETUAH Sunan Drajat itu senantiasa mengiang di telinga KHM Munif Zuhri
(Gus Munif), pengasuh Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak. Bahwa kualitas manusia tidak bisa diukur hanya dari tampilan luarnya. Mengamini pesan itu, Gus Munif senantiasa menjaga kehati-hatian dalam menerima para tamu, yang nyaris setiap hari membanjiri rumahnya.
''Intinya, janma tan kinira. Manusia itu makhluk yang tidak bisa diduga. Ada orang yang kita duga jelek, padahal sebetulnya baik. Sebaliknya, ada orang yang dalam anggapan kita baik, sesungguhnya amat jahat. Urip iku ora mesthi, dadine kudu ngati-ati,'' papar Gus Munif, saat Suara Merdeka bertandang ke kediamannya, Senin (11/4) siang.
Falsafah janma tan kinira agaknya tepat dialamatkan ke pesantren warisan Ki Ageng Giri atau dikenal dengan sebutan Mbah Hadi itu. Pesantren yang terletak amat jauh dari pusat kota itu merupakan salah satu noktah penting dalam percaturan politik Indonesia.
Betapa tidak, pesantren itu acap menjadi rujukan para politikus. Semasa menjadi presiden, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak sungkan blusukan ke pesantren yang terletak di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Demak itu. Begitu pula sehari sebelum pemilihan presiden putaran kedua, Jusuf Kalla pun menyempatkan diri menyambangi Gus Munif.
''Tapi setelah terpilih jadi wakil presiden ya sudah, lupa,'' seloroh kiai karismatik itu.
Ya, dari jantung Kota Semarang, Pesantren Girikusumo berjarak sekitar 20 km ke arah timur, atau hampir sejam jika ditempuh dengan kendaraan. Itu pun belum cukup. Dari Pasar Mranggen, masih ada jalan berkelok-kelok sepanjang 10 km ke arah selatan. Pada sepanjang jalan, yang terlihat di kanan kiri hanyalah gerumbul tanaman pisang dan jahe yang dibudidayakan penduduk setempat. Biasanya jalan kecil itu tak terlampau bagus. Tapi menjelang pembukaan Muktamar  tampaknya pemkab setempat melakukan sejumlah perbaikan.
Begitu juga kalau hanya dilihat secara fisik, tak terlampau kentara keistimewaan Girikusumo. Sepintas, kesan arsitektur pada bangunan Pesantren Girikusumo mengingatkan orang pada salah satu sudut keraton di Jawa atau Masjid Agung Demak. Pada beberapa sisinya terlihat kuna, dan lazim ditemui di bangunan keraton. Baik tempat tinggal maupun masjid di pesantren itu dilengkapi mustaka, seperti yang terdapat pada masjid tradisional Jawa.
Sederhana
Kesan tradisional itu lebih kentara lantaran dinding bangunan masih terbuat dari papan. Tetapi bahan bakunya bukan berasal dari kayu jati, melainkan sengon laut. Pesantren amanat Mbah Hadi itu memang begitu sederhana. Kesan itu juga terlihat pada puluhan santri bersarung dan berkopiah yang sore itu menunaikan shalat asar. Sama sederhananya dengan penampilan ibu-ibu yang mondok selama 10 hari, untuk mengikuti pengajian Thariqah Naqsabandiyah Khalidiyah asuhan Gus Munif. Atau, coba alihkan pandangan ke sekeliling pemondokan santri, yang dipenuhi baju-baju bergegantungan. Khas sebuah pesantren tradisional.
Tapi, janma tan kinira, di pesantren itulah setiap Kamis berkumpul 10.000-an jamaah untuk mengikuti pengajian thariqah yang diasuh Gus Munif. Pengajian Kamis Kliwon ditujukan untuk jamaah laki-laki, dan Kamis Legi untuk perempuan. Menariknya, setiap peserta pengajian itu diberi makan dalam bentuk ambengan. Selain itu, nama Gus Munif teramat populer, tidak cuma di Demak dan sekitarnya, tapi juga ke sejumlah daerah di luar Jawa. Pada saat yang sama, pesantren itu juga menjadi salah satu pusat denyut kehidupan NU. Sebagai organisasi yang berakar di pesantren, sudah pada galibnya Muktamar dibuka di pesantren. Tapi, mengapa Girikusumo? Tak ada jawaban pasti soal itu. Kiai Munif tak mau menunjukkan alasan di balik pilihan Gus Dur untuk membuka Muktamar  di pesantrennya.
''Saya gumun, kenapa di sini yang ditunjuk. Wong saya juga bukan orang yang aktif di partai. Ya sudah, anggap saja saya ketamon Gus Dur dan rombongannya, ya disambut apa adanya saja,'' ujarnya merendah. (33t)

 

 

giri kusuma

Pondok Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak – Jawa Tengah

pondokgirikusumo 1.bmp 
Desa Giri Kusumo berasal dari kata Giri dan Kusumo, yang memiliki arti Giri adalah Gunung, Kusumo adalah Kembang. Giri Kusumo secara istilah adalah Kembangnya Gunung. Giri Kusumo didirikan pertama kali oleh Mbah Hasan Muhibal yang sekarang dikenal sebagai Mbah Hadi.

Mbah Hadi adalah sosok orang yang santun dan cerdas, beliau masih keturunan wali. Pada awalnya beliau diutus oleh allah untuk menyeba luaskan agama islam, pada waktu malam Mbah Hadi mendapat petunjuk untuk membangun sebuah pusat pendidikan di tanah yang mirip dengan Mekah, Jati Ngaleh, Kawengen dan menjadi pusat penyinggahan Mbah Hadi, akan tetapi tidak daerah tersebut yang di lanjutkan oleh Allah. Beliau terus mencari dan berjalan kea rah utara akhirnya beliau sampailah di daerah yang dimaksud sebuah hutan berantara yamg dikelilingi oleh gunung, yaitu Gunung Ungaran, di sebelah Barat Gunung Slamet di sebelah Selatan Gunung Solo di sebelah Timur daN Bukit Kecil di sebelah Utara yang sekarang menjadi tempat pemakaman Mbah Hasan Muhibal (Mbah Hadi). Pada saat beliau wafat disanalah Mbah Hadi memulai membuka pusat pendidikan yang ditandai dengan didirikannya Masjid sebagai tempat siar Islam.

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren dan Perkembangannya

Pondok Pesantren Girikusumo, Banyumeneng Mranggen Demak Jawa Tengah didirikan oleh Syeikh Muhammad Hadi bin Thohir bin Shodiq bin Ghozali bin Abu Wasidan bin Abdul Karim bin Abdurrasyid bin Syaifudin Tsani (Ky Ageng Pandanaran II) bin Syaifudin Awwal (Ky Ageng Pandanaran I) pada tahun 1288 H bertepatan dengan tahun 1868 M. Pondok pesantern yang kini telah berusia kurang lebih 137 tahun itu merupakan perwujudan gagasan Syeikh Muhammad Hadi untuk membangun sebuah lembaga pendidikan yang menangani pendidikan akhlak (tasawuf) dan ilmu agama di tengan-tengah masyarakat.
Untuk mendukungg gagasannya itu Syeikh Muhammad Hadi yang oleh para santri dan masyarakat disekitar Girikusumo Mranggen dipanggil dengan sebutan Mbah Hadi, Mbah Hasan Mukibat, Mbah Giri atau Ky Ageng Giri, mendirikan sebuah bangunan masjid di ujung sebuah desa ditepi hutan.
Menurut catatan prasasti didinding bagian depan bangunan masjid yang seluruh bangunannya menggunakan kayu jati itu dibangun hanya dalam waktu 4 jam, dimulai dari jam sembilan malam selesai jam satu malam itu juga. Prasasti yang ditulis dengan menggunakan huruf arab pegon dan bahasanya menggunakan bahasa jawa itu berbunyi :

“Iki pengenget masjid dukuh Girikusumo, tahun ba hijriyah nabi ollallahu alaihi wasallam 1228 wulan rabiul akhir tanggal ping nembelas awit jam songo dalu jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai Muhammad Giri ugi saksekabehane wong ahli mukmin kang hadir taqobballahu ta’ala amin”.

Dengan bekal sebauh bangunan masjid yang lokasinya berada dikaki sebuah perbukitan yang rimbun, waktu itu Mbah Hadi oleh Allah SWT, dikaruniai umur yang cukup panjang, sehingga memiliki kesempatan dan waktu yang cukup untuk menyiapkan kader-kader penerus perjuangan yang dirintisnya dikemudian hari, demikian pula denagn anak dan keluarganya Mbah Hadi memiliki perhatian yang sangat besar terutama dalam hal pendidikan. Perhatian ini dibuktikan dengan memondokkan putra-putranya diberbagai Pondok Pesantren di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, yang mampu memunculkan generasi penerus semisal Kyai Sirajuddin dan Kyai Mansur. Yang akhirnya Kyai Sirajuddin sepulang dari Pondok ditunjuk untuk meneruskan program pondok pesantren yang telah dirintis ayahandanya, khususnya santri-santri muda, sementara santri tua/torigoh tetap dipegang oleh Mbah Hadi. Sementara Kyai Mansur ditugaskan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya didaerah Solo, tepatnya di desa Dlanggu Klaten. Namun Kyai Sirajuddin dikaruniai umur yang pendek oleh tuhan sehingga beliau meninggal mendahului ayahandanya.

Sementara Mbah Hadi meninggal dunia pada tahun 1931 dan selanjutnya tugas kepemimpinan pondok pesantren diteruslan ioleh adik kandung Kyai Sirojuddin yaitu Kyai Zahid.

Mbah Zahid sebagai generasi kedua hanya memimipin pondok dalam kurun waktu 30 tahun. Tahun 1961 tongkat kepemimpinan pondok diserahkan kepada anak tertuanya KH. Muhammad Zuhri yang oleh para santri dan masyarakat dipanggil dengan sebutan Mbah Muh Giri, karena kondisi kesehatanMbah Zahid semakin menurun dan meninggal dunia pada tahun 1967.

Di bawah kepemimpinan Mbah Muh inilah pondok Giri mulai mencoba untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dibidang pendidikan santri, penyajian pendidikan yang selama ini berjalan dengan system bandongan dilengkapi dengan system klasikal, sementara system lama tetap berjalan. Kepemimpinan Mbah Muhammad Zuhri berlangsung selama 19 tahun kemudian kepemimpinan Pondok Pesantren diteruskan putranya KH,. Munif Muhammad Zuhri.

Pada tahun 1997 Kyai Munif mencoba mencari format baru untuk mengembangkan pendidikan dilingkungan pesantren Girikusumo, dengan memdirikan sebuah yayasan Ky Ageng Giri dengan maksud membawahi lembaga-lembaga formal yang mengikuti program pemerintah. Hal ini didasarkan pada orentasi dan kebutuhan masyarakat akan formalitas dengan tidak meninggalkan ciri khas lembaga yang bernaung dibawah pesantren yaitu dominasi religiusitas kurikulum yang diterapkan dilembaga dibawah Yayasan. Adapun lembaga-lembaga yang telah didirikan adalah TK, SD, SMP, dan SMA.
Dengan trobosan baru inilah akhirnya Pondok Pesantren Girikusumo mengalami perkembangan yang cukup pesat, sehingga semakin hari semakin bertambah jumlah santrinya. Hal ini disebabkan karena para alumni yang tidak sedikit jimlahnya yang telah menjadi panutan masyarakat, disamping juga berkah dari sang pendiri Syeikh Muhammad Hadi. Hingga kini keberhasilan Pondok Pesantren Girikusumo menyebarluaskan ajarannya hingga menerobos didaerah luar Jawa seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Lombok.

Keberadaan Pesantren Girikusuma tergolong cukup tua. Berdasarkan catatan yang menempel di dinding masjid, lembaga ini berdiri para 16 Rabiul Awwal 1288 H atau sekitar tahun 1836 M didirikan oleh KH. Hadi Siraj. Semasa remaja ia pernah bermukim di Mekkah dan belajar agama kepada Syeikh Sulaiman Moh. Zuhdi. Pondok pesantren ini lebih dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.

Sebagaimana umumnya pondok pesantren pada saat itu, pengelolaan pondok terfokus pada seseorang figur sentral yakni kiai. Demikian pula halnya dengan pondok pesantren Girikusuma. Pertama kali didirikan pondok pesantren ini langsung dipimpin oleh KH. Hadi Siraj. Setelah KH. Hadi Siraj wafat, secara turun temurun pengelolaan pondok pesantren di bawah kepemimpinan keturunan KH. Hadi.

Pertama oleh puteranya KH. Zahid Hadi. Setelah KH Zahid wafat diteruskan oleh cucu pendiri, Kiai Moh. Zuhri Zahid. Selanjutnya kepemimpinan pondok tersebut dipercayakan kepada buyut pendiri yang bernama Kiai Munif Zuhri.

Pada masa kepemimpinan KH. Hadi Siraj sampai cucunya KH. Zuhri Zahid menangani dua kegiatan pokok. Yaitu tarekat dan pendidikan pondok pesantren atau pengajian. Sedangkan pada masa kepemimpinan Moh. Munifi Zuhri dua kegiatan tersebut dipisah penanganannya. Ia menangani kegiatan tarekat (mursyid). Sedangkan kegiatan pengajian ditangani secara kolektif oleh KH. Munif, KH. Sonhaji, KH. Muharrar, dan KH. Mukhtar.

Setelah kakak Munif, Nadzif Zuhri pulang dari Universitas Madinah, dia diserahi tugas secara penuh untuk mengasuh pondok pesantren sendirian. Meskipun demikian dalam pelaksanaan pengajian para kiai masih ikut menanganinya.

Hanya Agama

Pondok Pesantren Girikusuma benar-benar merupakan pondok pesantren salaf. Dalam kegiatan pendidikannya semata-mata hanya mengajarkan pendidikan agama. Sebelum kepeminpinan KH. Nadzif Zuhri sistem pendidikan menggunakan metode sorogan dan bandongan.

Di bawah pengasuhan KH. Nadzif Zuhri mulai menggunakan sistem pendidikan madrasah atau klasikal. Namun bahan pelajarannya tetap menggunakan kitab-kitab kuning. Meskipun begitu, sistem pengajian sorogan dan bandongan tetap dipertahankan dengan alokasi waktu setiap usai salat wajib. Sehingga pondok pesantren ini menamakan dirinya sebagai “Sekolah Islam Salaf” (SIS).

Sisitem pendidikan madrasah yang diselenggarakan adalah madrasah setingkat lanjutan pertama yang disebut dengan al-Marhalah al-Mutawassithah dan madrasah setingkat lanjutan atas yang disebut al-Marhalah al-Tsanawiyyah. Pada kedua madrasah tersebut sepenuhnya mengajarkan pelajaran agama, kecuali bahasa Inggris sebagai pelajaran umum yang diberikan.

Kurukulum Pesantren

Kurikulum yang digunakan, sepenuhnya merupakan kurikulum susunan pondok pesantren sendiri. Kedua madrasah tidak memberikan ijazah sebagiamana lazimnya madrasah/sekolah yang diakui pemerintah. Kedua madrasah tersebut hanya mengeluarkan surat tanda selesai belajar tanpa akreditasi dari lembaga yang berwenang (Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional).

Namun demikian, pengasuhnya berharap agar kemampuan lulusan kedua madrasah tersebut dapat sejajar dengan kemampuan lulusan madrasah-madrasah dalam tingkatan yang sama di negara-negara Islam. Sehingga kelak dapat melanjutkan belajar di salah satu negara Islam tersebut.

Materi yang diberikan pada pengajian rutin dan madrasah terdapat keterkaitan atau saling melengkapi. Kitab-kitab yang dipelajari dalam pengajian rutin adalah, Tafsîr al-Jalâlain, Tanwîr al-Qulûb, Riyâdh ash-Shâlihîn, al-Ghuniyyah, al-Ibânah ‘an Ush ad-Diyânah, al-Hikam, dan lain.

Saat ini yang menimba ilmu di pondok pesantren Girikusuma berjumlah sebanyak 700 orang. Dilihat dari keikutsertaannya dengan metode pengajaran, mereka terbagi dalam dua kelompok. Kelompok klasikal dan kelompok tradisional, dengan 53 orang pembimbing. Yaitu terdiri dari seorang kiai, sembilan badal (pembantu), dan 43 orang guru. Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan terakhirnya, sebagian lulusan SLTA keagamaan atau Aliyah keagamaan plus pondok pesantren dan perguruan tinggi baik.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren Girikusumo dilengkapi 10 ruangan pengajian, 12 kamar asrama putra, delapan kamar asrama putri, sebuah masjid, perpustakaan, kantor kiai dan guru. Juga dilengkapi dengan lapangan olahraga seluas 165 M2. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan lahan seluas 2.306 M2. Semua fasilitas tersebut berdiri di atas lahan seluas 12.433 M2 yang keseluruhan merupakan tanah wakaf.

Sementara sumber dana untuk pembiayaan operasional proses pembelajaran di pondok pesantren ini, selain dari orang tua/wali santri, juga diperoleh dari berbagai sumber. Seperti donatur tetap dan tidak tetap, bantuan pemerintah atau swasta.

Nama Pontren
 :
 Pondok Pesantren Girikusuma
Alamat
 :
 Girikusuma-Mranggen-Demak
Pendiri
 :
 KH. Hadi Siraj
Pemimpin
 :
 KH. Moh. Munif Zuhri

Dari berbagai sumber



--
yasir wa la tu’asir

Sent from Androiddd

messi

Profil Lionel Messi


Index | Profil | Berita | Foto

Lionel Messi
Nama asli : Lionel Andres Messi
Tanggal lahir : 24 Juni 1987
Lahir di : Rosario, Argentina
Zodiac : Cancer
Terkenal sejak bermain dalam klub Barcelona (2004)
Nama Asli
Lionel Andres Messi

Tanggal Lahir
24 Juni 1987

Tempat Lahir
Rosario, Argentina

Tinggi Badan
169

Kewarganegaraan
Argentina

Warna Mata
Hitam

Ayah
Jorge Horacio Messi

Pekerjaan Ayah
Karyawan pabrik baja

Ibu
Celia Maria Cuccittini

Pekerjaan Ibu
Petugas kebersihan paruh waktu

Saudara
Rodrigo (kakak), Matias (kakak), Maria Sol (adik)

Kekasih
Macarena Lemos (2006), Luciana Salazar (Model Argentina, Jan 2009), Antonella Roccuzzo (bertunangan)

Anak-anak
Thiago Messi (laki-laki, l. 2-Nov-2012)

Populer Sejak
Bermain dalam klub Barcelona (2004)

barca

Sejarah Berdirinya FC Barcelona

Banyak pemain sepakbola legendaris terlahir dari FC Barcelona (FC Barca) seperti Kubala, Suarez, Cruyff, Maradona, Ronaldinho dan Lionel Messi. Selama abad 20, Barca menjadi symbol Barcelona, sebuah symbol yang merepresentasikan identitas Catalan sebagai bangsa. Begitulah, mengapa Barca dikatakan lebih dari sebuah klub.
Pengusaha berkebangsaan Swiss datang ke Spanyol untuk urusan bisnis dengan sejumlah orang setempat dan Inggris. Dia adalah Joan Gamper yang kemudian menjadi pendiri FC Barcelona. Mereka ternyata sama-sama menyukai sepakbola. Akhirnya di kantor Sole Gym pada 29 November 1899 Gamper bertemu Gualteri Wild, Lluis d’Osso, Bartomeu Terrados, Otto Kunzle, Otto Maier, Enric Ducal, Pere Cabot, Carles Pujol, Josep Llobet, John Parsons, dan William Parsons. Duabelas orang tersebut berkumpul dengan maksud mendirikan klub sepakbola dan berdirilah Football Club Barcelona yang juga disebut Barca.
Gamper pun menjadi satu pemain Barcelona sampai 1903. Walter Wild dari Inggris, diangkat sebagai presiden pertama klub hingga 1901. Pertandingan pertama Barca digelar di Bonanova Cycle Track melawan grup ekspatriat asal Inggris yang tinggal di Barcelona. Pertandingan berakhir dengan kemenangan ekspatriat Inggris unggul 1-0.
Seragam tim Barca waktu itu berwarna biru dan merah anggur. Gamper memilih biru dan merah anggur sesuai dengan warna satu wilayah di Swiss tempat asalnya.
Sebagai sebuah klub tentu perlu markas. Pada 14 Maret 1909, klub meresmikan markas pertamanya di Industria dengan kapasitas 6.000 orang. Waktu itu Barcelona memperoleh gelar pertamanya, juara Catalan Championships periode 1909/1910.
Musim kompetisi periode 1910/1911, 1912/1913, 1915/1916, 1918/1919 1919/1920, 1920/1921 dan 1921/1922 juaranya ada di tangan Barcelona. Klub ini juga menjuarai kompetisi Spanish Championships musim 1909/1910, 1911/1912, 1912/1913, 1919/1920 dan 1921/1922. Barca juga memenangi dengan cemerlang edisi perdana Spanish National League, musim kompetisi 1928-1929.
Di tahun saat menjuarai Catalan dan Spanish Championship markas Barca Les Corts yang juga dikenal dengan The Cathedral of Football diresmikan 20 Mei 1922. Stadion ini kapasitas awalnya 30.000 orang, tapi belakangan lipat dua menjadi 60.000.
Pada 1924 klub memiliki 12.207 anggota fans dan ini jumlah pendukung yang besar sekaligus jadi fondasi penggemar masifnya sekarang. Toh begitu, jumlah fans-nya pernah mengalami masa surut. Lantaran perang sipil 1936 dan represi rezim fasis, di tahun 1939 jumlah pendukung anjlok menjadi 3.486.
Dekade 1930-an memang menjadi masa suram dan getir Barca. Pemilik klub Joan Gamper meninggal 30 Jul 1930. Permulaan dekade yang fatal dan klub masuk ke dalam periode kemunduran. Terjadi krisis institutional, banyak anggota meninggalkan klub, hasil pertandingan yang buruk dan tekanan politis pendukungnya Franco.
Perang sipil pada 1936 menimbulkan petaka bagi Barcelona FC. Josep Sunol, Presiden Barcelona, dibunuh tentaranya Franco di dekat Guadalajara. Maret 1938 kaum fasis menjatuhkan bom FC Barcelona Social Club dan menyebabkan kerusakan serius.
Pada 1939 pasukannya Franco menciptakan banyak masalah terhadap klub, karena ini sudah menjadi symbol orang Catalan. Namun,tidak selamanya derita merundung Barca. Dekade 1940-an Barca secara bertahap recovery kendati terus dirundung kesulitan internal. Dari pihak eksternal rezim Franco masih merongrong. Misalnya pada Juni 1943 Franco melalui wasit dan polisi mengancam Barca ketika melawan Real Madrid. Pertandingan berakhir dengan kekalahan Barca, skor 11-1. Hanya saja—di dekade ini—bukan Barca namanya kalau sama sekali tidak menorehkan prestasi.
Barca meraih juara liga nasional musim kompetisi1944/1945, 1947/948 dan 1948/949 serta juara Latin Cup 1949. Yang terakhir ini merupakan prestasi internasional pertama barca. Kompetisi itu didahului European Champions Cup Title. Klala itu Barca diperkuat Cesar, Basora, Velasco, Curta, Gonzalvo bersaudara, Seguer, dan Biosca o Ramallets. Juni 1950 Ladislao Kubala bergabung di Barcelona dan membuat Barcelona FC menjadi tim tak terkalahkan.
Barca sangat berterimakasih pada garis depan yang luar biasa yaitu Basora, Cesar, Kubala, Moreno dan Manchon. Di antara 1951 dan 1953, Barca memenangi tiap kompetisi yang digelar seperti Liga Spanyol 1951/1952 dan 1952/1953 serta Piala Spanyol 1950/1951, 1951/1952 dan 1952/1953).
Yang paling mengesankan adalah pada musim 1952/1953. Barca merebut empat piala: Liga Spanyol, Piala Spanyol, Latin Cup Eva Duarte, dan Martini Rossi trophies. Kubala menjadi figur luar biasa bagi Les Corts dan segera Francesc Miro-Sans mempromosikan pembangunan Camp Nou Stadiym Nuu Camppun diresmikan pada 24 September 1957, berkapasitas 90.000 penonton.
Barca baru kembali menjuarai liga Spanyol untuk musim 1958/1959 dan 1959/1960 serta Fairs’ Cups 1957/1958 dan 1959/1960.Waktu itu Barca dilatih Helenio Herrera dengan pemain-pemain brilian seperti Kocsis, Czibor, Evaristo, Kubala, Eulogio Martinez, Suarez, Villaverde, Olivella, Gensana, Segarra, Gracia, Verges dan Tejada.
Tapi, pada dekade 60-an Barca mengalami periode krisis. Barca hanya memenangi Piala Spanyol 1963 dan 1968 serta Fairs’ Cup 1966. Baru pada dekade 1970-an Barca bangkit lagi. Pada 1973, bergabung Johan Cruyff asal Belanda. Hadirnya Cruyff memberi sentuhan akhir pada barisan penyerang emas yang terdiri dari Rexach, Asensi, Sotil dan Marcial. Tim ini memimpin kompetisi liga musim 1973/1974. Sekaligus berbarengan dengan perayaan hari jadi klub ke-75. Anggota fans saat itu mencapai angka 69.566. Ketika perayaan dipasang poster Joan Miró untuk mengenangnya.
FC Barcelona sekarang menjadi entitas olah raga yang mencakup basketball, handball, hockey, atletik, ice-hockey, figure skating, indoor football, rugby, baseball, volleyball, dan divisi sepakbola wanita. Tim sepakbolanya menjadi satu klub yang ikut kualifikasi kompetisi di daratan Eropa tiap tahun sejak 1955. Total anggota fans pun luar biasa. Sekarang mencapai 105.706 anggota dan 1.508 klub supporter. Barcelona kini bermarkas di Avenida Aristides Maillol 8020, Spain. Nomor telepon yang bisa dihubungi (+34) 93 496 36 00.

sumber : kabarperistiwa.wordpress.com

Sumber : http://www.surgaberita.com/2012/01/sejarah-berdirinya-fc-barcelona.html#ixzz2R4BPwqph

monas

Monumen Nasional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Monumen Nasional

Monumen Nasional

Informasi umum
Lokasi Jakarta, Indonesia
Alamat Lapangan Merdeka
Dimulai 17 Agustus 1961
Selesai 12 Juli 1975
Diresmikan 12 Juli 1975
Ketinggian 132 meter
Desain dan pembangunan
Kontraktor utama P.N. Adhi Karya
(tiang fondasi)
Arsitek Frederich Silaban,
R.M. Soedarsono
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.

Daftar isi

Sejarah

Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.

Pembangunan

Sukarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.

Rancang Bangun Monumen

Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi The 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.

Relief Sejarah Indonesia

Relief timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada dan sejarah Majapahit
Pada halaman luar mengelilingi monumen, pada tiap sudutnya terdapat relief timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak akibat hujan dan cuaca tropis.

Museum Sejarah Nasional

Pelajar memperhatikan diorama sejarah Indonesia
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa pemerintahan Suharto.

Ruang Kemerdekaan

Ruang kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua itu sangat indah.

Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan

Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala LAMPU perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram[1], akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter dibawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang 'Aceh' yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.[10]
Pandangan Jakarta Pusat dari puncak Monumen Nasional

Galeri

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c Heuken (2008) p25
  2. ^ National monument Office, Jakarta (1996) pp. 3-9
  3. ^ Tinggi cawan dari halaman adalah 17 meter, lebar dasar monumen adalah 8 meter, serta lebar halaman cawan adalah 45 meter
  4. ^ National monument Office, Jakarta (1996) pp. 12-23
  5. ^ Jakarta Administration website
  6. ^ Monument Nasional brochure; Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Monumen Nasional
  7. ^ National monument Office, Jakarta (1996) pp. 28-29
  8. ^ National monument Office, Jakarta (1996) pp. 24-28
  9. ^ National monument Office, Jakarta (1996) p28
  10. ^ Teuku Markam

Pranala luar

Koordinat: 6,17444°LS 106,829°BT